Kamis, 10 Januari 2013



DENSITY INDEPENDENT  FACTORS



Densitas merupakan tingkat kepadatan organisme pada suatu ekosistem, densitas juga merupakan faktor penentu populasi (keberadaan suatu populasi).
Independent densitas : Faktor yang tergolongkan abiotik seperti suhu, kelembapan, curah hujan, pH tanah, dll.
Contoh pengaruh cuaca pada suatu populasi:
1.       Hujan lebat mengurangi populasi serangga, dan
2.       Angin membawa serangga berimigrasi ke laut

Contoh pengaruh suhu pada suatu populasi:
1.       Suhu mempengaruhi pertumbuhan serangga.

Densitas memeiliki distribusi scara vertikal dan horizontal., jika vertikal pengaruh densitas terhadap temperatur atau suhu dan salinitas juga tekanan, dapat di bayangkan dengan sebuah grafik dimana pada grafik garisnya berada pada posisi vertikal, garisnya dari atas kebawah, dan jika horizontal itu dipengaruhi oleh densitas, grafik tersebut garisnya adalah dari kiri ke kanan secara horizontal.
Tinggi rendahnya suatu kepadatan dapat berubah dalam waktu tertentu, hal itu terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti natalaitas, mortalitas, reproduksi, dan imigrasi.

Sumber : https://www.google.com/url
http://allinsusmay.wordpress.com/2011/03/20/distribusi-densitas/

Minggu, 06 Januari 2013


Siklus nitrogen


Proses Nitrogen ada 5 tahap
1. Proses fiksasi = Proses pemecahan N2 di atmosfer yang nantinya bisa di gabungkan dengan atom lainnya, (O atau H)

    3 metode fiksasi
a. Fiksasi atmospheric =  Terjadi di alam (fenomena alam) ---> petir, hujan, (atom-atom nitrogen bergabung atau terpecah menjadi NO2 (NITROGEN OKSIDA) dibantu oleh hujan turun ke bumi menjadi NITRAT.  
        Bantuan
Rumus -----> N2--->NO2--->HUJAN TURUN--->NITRAT

b. Fiksasi industrial   =  Memecah nitrogen memerlukan suhu diatas 600 derajat celcius. N2 digabung dengan gas hidrogen menjadi amoniak. (Amoniak terbentuk) dibantu dengan KATALIS ENZIM yang mempercepat proses pemecahan untuk nantinya digabungkan dengan N2 (NITROGEN) menjadi NH3.

Rumus----> Memecah N2--->SUHU       600 oC----> N2 + H2-->Amoniak


c. Biologi fiksasi =  70 % bakteri bersimbiosis dengan tanaman.
Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosa. Bakteri yang berperan yaitu: Azotobacter dan clotidrium.
(metabakteria mampu menghadapi kondisi ektrim (suhu 600 derajat celcius). Mengkombinasi  nitrogen dengan hidrogen menjadi amoniak. 
      
                                             Nitrosomonas             Nitrobacter
MIKROBA------------>NH3------------->NO2----------->NO3

                  Amonifikasi


2. Ammonifikasi = Dekomposer mengurai kotoran/tumbuhan mati
Amoniak---> amonium      
Limbah buangan (  manure--> limbah hewan (padat) dan sewage--> limbah bentuk cair )  Amonium ditanah menjadi N2 (nitrogen) dalam bentuk  bakteri mengkonversi nitrogen organik menjadi NH4 amonium kemudian NH4 amonium  digunakan oleh tumbuhan anorganik kemudian dimanfaatkan oleh tanaman

Rumus---> Dekomposer—>tumbuhan mati--->Amoniak--->Amonium

                               Penguraian


3. Nitrifikasi = suatu proses bakteri nitrifikasi yang terdapat ditanah mengkombinasikan amoniak dengan oksigen (amonium-->nitrit---->nitrat) mengubah amoniak yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. 
Reaski sebagai berikut       = NH4 + O2 --------> NO2
                       NO2 + H2O -------> NO3 +2H+
Nitrosomonas mengubah-----> amoniak-----> nitrit 
Nitrobacter mengubah nitrit---->nitrat
4. Denitrifikasi          =  Proses hilangnya unsur N kembali ke atmosfer dalam bentuk gas
Proses reduksi nitrat menjadi kembali menjadi gas nitrogen 
Bakteri yang berperan pseudomonas dan bacillus
Faktor yang mempengaruhi denitrifikasi:
1. Kelembapan
2. pH
3. Suhu
4. Ketersediaan Karbon
5. Oksigen Terlarut


Selasa, 01 Januari 2013

      RESUME UAS EKOPER

Ekosistem adalah suatu jaringan yang kompleks yang terdiri dari organisme (komponen biotik), lingkungannya (komponen abiotik), dan semua interaksi yang ada didalamnya.
Ekosistem buatan (Anthropogenic ecosystem) ---> ekosistem dimana campur tangan manusia secara significan telah mengubah kondisi ekosistem alam tersebut. Ex : pertanian, hutan tanaman industri, perkotaan.
·      Sel                                          : unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup.
·      Jaringan                               : kumpulan dari sel yang membentuk suatu jaringan makhluk hidup
·      Organ                                    : kumpulan dari jaringan yang memebentuk suatu organ pada makhluk hidup
·     Sistem organ                     : kumpulan dari beberapa organ yang memebentuk dan mempunyai fungsinya masing-masing.
·   Organisme/individu       : makhluk hidup tunggal yang hidup secara sendiri (proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda).
·       Populasi                              : sekelompok individu sejenis yang menempati wilayah dan pada waktu tertentu.
·       Komunitas                          : kumpulan berbagai populasi yang saling berinteraksi dan hidup di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu.
·       Ekosistem                            : kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya (biotik) dan lingkungan tak hidupnya (abiotik).
·      Atmosfer                             : lapisan gas yang melingkupi sebuah planet (termsuk bumi) dari permukaan planet sampai jauh ke luar angkasa.
·        Biosfer                                   : tempat terjadinya interaksi seluruh ekosistem di bumi.
·       Ekosper                                : lapisan atmosfer yang paling tinggi (daerah yang masih terpengaruh dengan gravitasi bumi).

Fungsi ekosistem:
·         Rantai makanan
·         Siklus unsur hara
·         Perkembangan dan evolusi makhluk hidup
·         Pengendalian alam
·         Energi (cahaya)

Komponen Ekosistem
·         Zat anorganik
·         Zat organik
·         Klimatologi
·         Produser
·         Makrokonsumer ( konsumen I,II,III)
·         Mikrokunsumer (decomposer)

Pembagian ekologi
·    Autekologi---> memepelajari masalah-masalah ekologi tentang individu/organisme secara individu (upaya beradaptasi dengan lingkungannya).
·         Synekologi---> mempelajari suatu kelompok organisme dalam satu kesatuan
Ekologi berdasarkan habitat atau jenis lingkungan:
·         Marine ekologi
·         Fresh water ekologi
·         Estuarine  ekologi
·         terrestrial ekologi
Faktor biotik---> komponen ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. (manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme).
Faktor abiotik---> komponen ekosistem yang terdiri atas benda – benda tak hidup. (Tanah, air, suhu, energi, cahaya, udara, iklim, arus dll).

RELUNG (NISIA)
Adalah fungsi atau tugas organisme di dalam suatu ekosistem.
Fungsi dapat dibedakan menjadi 4:
·       Produsen : organisme yang dapat menyusun senyawa organik (autotrof: tumbuhan hijau, ganggang).
·   Konsumen : organisme yang tidak mampu membuat zat makanan sendiri (heterotrof: hebivora, karnivora, omnivora).
·   Detritivora : organisme yang memakan partikel” organik/detritus. Detritus merupakan hancuran jaringan hewan/tumbuhan yang melapuk. (cacing, siput, teripang, keluwing).
·       Dekomposer : organisme yang bertugas untuk menghancurkan partikel” organisme lain yang telah mati.

Jumat, 28 Desember 2012


PEMIJAHAN IKAN BETUTU, Oxyeleotris marmorata (BLKR.), DI KOLAM TANAH DAN KOLAM BETON




Klasifikasi 

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Kelas              : Actinopterygii
Ordo               : Perciformes
Famili              : Eleotridae
Genus             : Oxyeleotris
Spesies           : marmorata


        Penebaran induk ikan betutu dengan bobot antara 125-500 g diperoleh dari perairan umum. Induk ditebar dengan kepadatan 16 pasang jantan dan betina per kolam. Sebanyak 16 buah sarang diletakkan disisi setiap kolam, dibuat dari 3 lembar asbes berukuran 30x30 cm yang dirangkai menjadi bentuk segitiga. Ikan diberikan pakan berupa ikan kecil seperti ikan teri segar sebanya 7 % dari bobot ikan per hari. Pakan diberikan satu kali pada sore hari dengan cara di tebarkan di sekeliling kolam.

          Berdasarkan hasil yang didapatkan pada kolam tanah, ikan betutu memijah pada musim penghujan dan musim kemarau masing-masing  sebanyak 31 dan 36 kali per bulan dengan jumlah telur rata-rata sebanyak 38.300 dan 39.170 butir per sarangnya. Ikan betutu yang ada di kolam beton hanya memijah pada musim penghujan sebanyak 30 kali per bulan dengan jumlah telur rata-rata sebanyak 36.855 butir per sarangnya.

Tabel. Jumlah pemijahan dan jumlah telur rata-rata ikan betutu, Oxyeleotris marmorata, per sarang serta volume pergantian air selama satu bulan percobaan.
Musim
Kolam
Jumlah Pemijahan
Jumlah Telur per Sarang (butir)
Penambahan Air
Penghujan
Tanah
31
38.300
729.020

Beton
30
36.855
89.020
Kemarau
Tanah
36
39.170
983.080

Beton
0
0
65.020

         
           Jumlah telur yang diperoleh per sarang dari ikan ikan yang memijah hampir sama, hal itu dikarenakan dalam bertelur induk-induk yang berbobot 125-500 g mengahasilkan telur antara 36.855 sampai 39.170 butir. Fakta tersebut sesuai dengan hasil yang didapat oleh Tavarutmaneegul dan Lin (1988), yaitu sebanyak 24.000 butir telur/sarang.

Sumber Jurnal : http://www.jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
                       : Sumber gambar : ayat-1000dinar.blogspot.com


Kamis, 06 Desember 2012


PENYAKIT UDANG BERBASIS TEKNIK 16S RIBOSOLMA DNA
SCREENING OF INDONESIAN ORIGINAL BACTERIA VIBRIO SP AS A CAUSE OF SHRIMP DISEASES BASED ON 16S RIBOSOMAL DNA-TECHNIQUE

     Penyakit udang merupakan salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi udang. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri vibrio sp. penyakit ini dapat menyebabkan kematian yang tinggi dan dianggap sebagai penyebab kematian missal dalam budidaya udang di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Dalam pengujian menggunakan sampel udang windu (Penaeus monodon) yang berumur sekitar 2 bulan yang diambil sebanyak 10 ekor dari tambak udang. Demikian juga sampel udang yang diambil dari laut jawa di Jepara Indonesia. Sampel tersebut diambil dengan memperhatikan tingkah laku dan fisik udang dengan kondisi tidak sehat. Amplifikasi, Sekuensing 16S r DNA, dan analisis bioinformatika untuk mengetahui spesies vibrio dilakukan di Biotech Center BPPT Serpong, Banten. Hasil dari sekuensing DNA tiap isolate bakteri kemudian dibandingkan dengan sekuen DNA pada DNA Database Bank. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah tujuh strain bakteri Vibrio sp, lima strain diantaranya sudah ada secara internasional pada gen Bank Dunia, yaitu Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio harvevi, Vibrio shilonii, dan Vibrio vulnificus.
        
       Dalam genetika dan biokimia sekuensing berarti penentuan struktur primer (atau sekuens primer) rantai biopolymer tak bercabang. Sekuensing menghasilkan penggambaran linear simbolik yang disebut sekuens yang meringkas sebagian besar struktur tingkat atom atas molekul yang di-sekuensing. Sebagai contoh, sekuensing DNA akan menghasilkan sekuens DNA, yaitu “A” (nukleotida berbasa sitosin).
Indonesia yang merupakan salah satu produser udang terbesar di dunia, merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis bakteri yang menyebabkan kematian pada udang, hal ini diyakini bahwa aka nada jenis Vibrio sp asli Indonesia yang kemungkinan tidak ditemui di Negara lain,karena keragaman jenis bakteri Vibrio sp masih sangat sedikit dipelajari dan dianalisis upaya penaggulangannya. Dalam upaya penanggulangan terhadap kemungkinan serangan Vibrio, maka perlu dilakukannya pendeteksian bektari jenis Vibrio secara tepat, karena pada lokasi perairan yang berbeda dapat memiliki keragaman spesies Vibrio yang berbeda pula.
       
       Salah satu teknologi terbaik yang mampu mengidentifikasi spesies Vibrio adalah dengan mengetahui struktur DNA, yakni dengan teknik sekuens 16S rDNA.Teknik ini merupakan teknik yang relative baru yang belakangan sering digunakan karena bias dibandingakan dengan basis data di Gen Bank untuk mengetahui kemiripan homologi DNA dengan bakteri yang sejenis. Skrining bakteri menggunakan teknik sekuens 16 S rDNA merupakan suatu teknik dalam mengidentifikasi suatu spesies organism. Teknik ini dilakukan dngan menganalisa struktur atau susunan basa DNA yang terdapat di daerah 16 S DNA.
         Menurut Lusiano (2007) Studi molekuler terutama analisa asam nukleat merupakan metode terbaik dan terpercaya untuk menandakan spesies dan menentukan hubungan antara organism yang berbeda. Analisis sekuens DNA mewakili referensi terakhir untuk mengenai subtipe dalam satu spesies atau skrining mikroba. Idealnya, perbandingan di antara strain-strain dalam suatu spesies dapat diketahui melalui DNA.

          Sampel udang windu (Penaeus monodon) diambil dari tambak di Bengkalis Riau, Sumatera dan di tambak BBPBAP Jepara Jawa Tengah Indonesia. Berdasarkan hasil isolasi Vibrio dari udang air tambak dan air laut menggunakan medium agar TCBS diperoleh 7 isolat bakteri Vibrio yang murni dengan memperhatikan warna, bentuk serta ukuran koloni. Untuk memudahkan dalam mengidentifiaksi ketujuh isolat tersebut diberi tanda atau semacam kode A,B,C,D,E,F,G. Padapengkulturan selanjutnya, media yang digunakan adalah agar TSA Merck. Adapun ketujuh isolat bekteri berbentuk seperti tanda koma. Semua isolate menunjukkan hasil oksidase dan katalase positif. Uji menggnakan medium agar TSI untuk memperlihatkan terjadinya fermentasi glukosa dan sukrosa serta gas H2S dengan memperhatikan warna pada agar miring dan agar tegak. Semua isolate adalah negative dan sisanya positif.
  
   Sistem BLAST (Basic Local Aligment Search Tool) melalui situs http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ dapat mencari nama spesies, presentase homologi DNA hasil sekuens. Pengajuan (Submit) ke Gen Bank dilakukan guna mendapatkan nomor akses dan memperoleh kode strain sesuai yang diinginkan oleh peneliti, yang merupakan susunan basa yang dimiliki oleh masing-masing strain.
Hasil BLAST (Basic Local Aligment Search Tool) melalui http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, menunjukkan bahwa kelima strain adalah Vibrio alignolyticus, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio harveyi,  Vibrio shilonii, dan Vibrio vulnificus. Hal ini diyakini bahwa bakteri-bakteri tersebut memiliki persamaan sekuens melebihi 97% dari yang ada pada Gen Bank Dunia. Sedangkan dua strain lain sudah diyakini merupakan genus Vibrio sp, tetapi spesiesnya belum diketahui. Strain keenam memiliki kesamaan sebesar 93% dengan bakteri Vibrio 6G2. Sedangkan strain ketujuh memiliki presentase homologi 94% dengan beberapa kandidat bakteri yang disebut sebagai Uncultured bacteriu.
Menurut Handayani (2008) homolog sekuens 16S rDNA dari masing-masing isolate bakteri dengan sekuens 16S rDNA dari database Gen Bank dapat diketahui bahwa tidak ada sekuens 16S rDNA  bakteri yang identik.

Kesimpulan

Berdasarkan peneliltian didapat bahwa isolate bakteri yang berhasil diidentifikasi dengan menggunakan analisis 16S Rdna dari perairan Indonesia (kepulauan Bengkalis, Sumatera dan dari tambak di Jepara Jawa), lima strain diantaranya sudah terdaftar secara nasional pada Bank Dunia, yaitu Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio harveyi, Vibrio shilonii dan Vibrio vulnificus, dengan tingkat homolog diatas 97%, sedangkan dua strain yang belum terdaftar secara internasional dalam Gen Bank Dunia, dan ini diyakini merupakan Vibrio sp asli Indonesia. 


Sumber JURNAL http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32/jurnal/07%20Skrining%20Bakteri.pdf
                             http://id.wikipedia.org/wiki/Sekuensing

Sabtu, 10 September 2011

Mancing Maniaaaa... Mantap..

  • Pemancingan STIP/Pitung, Harga 22rb/kg, size ikan umumnya sekilo 6-12 ekor
Sesekali bisa didapat size 0.5 kg satu ekor, banyak lumut di dasar tambak
Umpan tersedia – Roti Kepal – 5rb per kepal, korang disediakan
Warung ada beberapa tetapi bisa dibilang tidak bisa pesan antar
Mobil relatif dekat ke lokasi mancing, jalan relatif bagus
Saya paling sering mancing di sini karena ada 7 kolam, ada ikan lain seperti ketang2, jaer
Katanya juga ada kakap putih, karena lokasi di pinggir laut
tambak nge-blong/gersang, tidak ada pohon2 rindang, tipikal tambak pinggir laut
disertai jalan setapak
  • Pemancingan Bang Mada, Harga 25rb/kg, size 4-5 ekor per kg
Umpan tersedia – Roti Kepal – harganya belum tanya – karna bawa umpan sendiri
Ada 2 rumah gubuk yang bisa dipakai untuk istirahat
Banyak jaer kecil yang ganas ukuran 2-3 jari – gratis kl dapet
Ada warung sebelum tambak, bisa numpang solat atau kamar kecil
Mobil parkir aga di depan, ke tambak +/- 100meter lagi
Tambak hanya 1 berbentuk mirip busur, dipinggir banyak pohon2, jalan setapak
  • Pemancingan Koh Willem, Harga 25rb/kg, size 3-5 ekor per kg
Buka setelah lebaran
Sempet liat yang punya narikin jaer ukuran 3-5jari – blm tau gratis atau tidak
Ada warung di pinggir tambak , mirip rumah makan/warteg
Mobil parkir aga di depan, ke tambak +/- 50meter lagi
Kondisi jalan masuk dari jalan utama adalah Sirtu +/- 200 meteran
Tambak hanya satu, seperti kolam harian dengan banyak pohon di pinggiran seberang tambak
Jalan di pinggir aga lebar, kurang lebih 1 meteran dan tidak berbentuk galengan
  • Pemancingan Koh Willem II/ Bang Madhar (kalau ga salah), Harga 30rb/kg, size 3-5 ekor per kg
Ikan aga susah makan, karena terbiasa di pancing, jaer ukuran 3-5jari – 20 rb .kg
Ada rumah warung di pinggir tambak , bisa numpang solat atau toilet
Mobil parkir di depan, ke tambak +/- 20meter
Kondisi jalan dari jalan utama adalah jalan tanah karena sedang ada proyek BKT
Ada 3 kolam, tidak ada pohon2
Jalan di pinggir aga lebar, kurang lebih 1 meteran dan tidak berbentuk galengan

PUSSS MEOOONGG..

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita menemukan banyak hewan di sekeliling kita, mulai dari anjing, kucing, belalang, kupu-kupu, ular, tawon, lebah, nyamuk, dan lalat. Di antara hewan yang telah disebutkan, mungkin yang paling familiar dan akrab dengan manusia adalah anjing dan kucing.

Anjing dan kucing, menurut saya, adalah hewan yang paling banyak menerima perhatian dari kita, manusia. Anjing dan kucing sangat populer untuk dijadikan hewan peliharaan, baik itu di rumah atau sekedar memelihara dengan memberi mereka makan.

Mereka pastinya sangat senang jika diberikan makan, karena mereka tidak usah susah-susah cari makan ke sana ke mari dengan perut lapar. Mereka hanya perlu menggonggong atau mengeong sebagai tanda mereka lapar dan berharap diberi makan.

Suara 'pus' = makan?

Pertanyaan tentang kucing, kenapa kucing akan datang kalau dipanggil 'pus'? Dan, kenapa semua orang memanggil kucing dengan panggilan 'pus'? Lebih baik ke pertanyaan yang kedua terlebih dahulu. Kebanyakan orang akan memanggil kucing dengan panggilan 'pus' karena kata 'pus' singkat, padat, dan jelas. Kata 'pus' itu sendiri berasal dari kata pussy yang artinya kucing. Namun, kucing itu sendiri tidak tahu bahwa dirinya dinamakan pus atau apa

Kucing yang sejak lahir sampai dewasa tidak dipanggil 'pus' tidak akan mendatangi yang memanggilnya 'pus'. Biasanya, orang yang memanggil kucing dengan panggilan 'pus' memiliki tujuan memberi makan. Dengan kebiasan orang yang memanggil 'pus' terus-menerus ketika memberi makan, maka kucing akan mengetahui bahwa suara 'pus' adalah makan. Makan adalah hal yang enak bagi kucing.

Oleh karena itu, dengan memanggil 'pus' maka kucing akan merasa enak dan berharap akan realisasi dari rasa enak tersebut yaitu makan. Jadi, kucing yang datang ketika dipanggil 'pus' itu adalah kebiasaan.

Andaikan kucing sejak kecil sampai dewasa dipanggil 'woi' ketika hendak makan, sangat besar kemungkinannya kucing akan datang ketika dipanggil 'woi' meskipun tidak ada makanan. Tidak heran, kalau ada kucing rumahan yang tidak menengok atau datang jika dipanggil dengan namanya, karena kucing tersebut biasa diberikan makanan begitu saja tanpa ada suara, perintah, atau komando khusus seperti 'pus'.

Oleh karena itu, bagi yang ingin kucingnya datang ketika dipanggil namanya, harus dibiasakan memanggil namanya ketika diberikan makan. Kalau sudah terbiasa datang ketika dipanggil, maka coba tanpa makanan. Jika kucing datang, maka elus-eluslah dia supaya dia tetap merasa enak dan disayangi.